Terkuak! Orang Kuat dan Berkuasa Dibelakang Ferdy Sambo Dibongkar Penasihat Kapolri Prof Muradi: Ada Nama...
Terkuak! Orang Kuat dan Berkuasa Dibelakang Ferdy Sambo Dibongkar Penasihat Kapolri Prof Muradi: Ada Nama...
Sosok Irjen Ferdy Sambo suami dari Putri Candrawathi masih terus menjadi sorotan publik.
Dikarenakan dalam pengakuan terbarunya, Ferdy Sambo mengaku dia sendirilah yang membuat skenario kebohongan tembak menembak untuk membunuh Brigadir J.
Akhirnya, meski sebelumnya sempat menyimpan hal yang tak benar, akhirnya terungkap juga bahwa memang tak ada tembak menembak di rumah singgah Ferdy Sambo.
Atas perbuatannya itu, Irjen Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka dengan empat tersangka lainnya.Dari lima tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J, Putri Candrawathi yang merupakan istri Ferdy Sambo pun ditetapkan tersangka baru.
Terbaru, berkas dari empat tersangka yaitu Bharada E, Ferdy Sambo, Bripka RR, dan KM pun telah dilimpahkan ke Kejakasaan.
Akan tetapi, ditengah berjalannya kasus kematian Brigadir J yang belum selesai ini.
Masyarakat digegerkan dengan beredarnya, kekuasaan Ferdy Sambo dalam grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303'.Belum diketahui pasti siapa sosok identitas asli yang menyebar grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303'.
Namun, pasca beredarnya grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303' tersebut tak sedikit membuat masyarakat jadi bertanya-tanya.
Bahkan, Mahfud MD pun menanggapi terkait dengan sosok Ferdy Sambo.
"Bintang dua rasa Bintang lima," ucap Menko Polhukam Mahfud MD.
Selama ini publik menilai bahwa kuatnya kekuasaan Ferdy Sambo di Polri karena ada dukungan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Itu diduga karena alasan kedekatan dengan Listyo Sigit Prabowo yang memengaruhi pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir Yosua alias Brigadir J.
Belum lama Timsus Polri menetapkan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.
Kapolri pun sudah tak punya hubungan hierarki dengan Ferdy Sambo.
Disisi lain, juga turut beredar skema yang menunjukkan dugaan bahwa Ferdy Sambo mempunyai sebuah kerajaan yang bernama "Kerajaan Sambo."
Di dalam skema kerajaan Ferdy Sambo ini ada sejumlah nama-nama pejabat sekaligus perwira tinggi dari negara Republik Indonesia.
Bagaimana pastinya terkait kerajaan Ferdy Sambo itu masih belum dijelaskan oleh pihak Kepolisian.
Sejauh ini Polri masih bungkam akan isu dugaan kerajaan Ferdy Sambo yang diduga menjadi dalang penghambat tuntasnya kasus pembunuhan terhadap Brigadir J.
Profesor Muradi, Guru Besar Ilmu Politik & Keamanan dan Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu Politik (Magister & Doktoral) di Universitas Padjajaran (UNPAD) ikut angkat bicara.
Profesor Muradi berpendapat bahwa apabila berbicara terkait kerajaan Ferdy Sambo, maka polisi harus berperilaku seadil-adilnya.
"Kalau saya beranggapan bahwa untuk kasus Brigadir J cukup sampai di situ.
Tapi kalau kemudian kita bicara soal kerajaan atau lain sebagainya kita harus adil," ucapnya.
"Adil itu gini lho Mbak, ya dibuka juga di atas Sambo itu ada, dan kemudian itu menikmati betul apa yang dilakukan oleh Sambo. Kalau betul itu terjadi ya," tambahnya.
Profesor Muradi mengatakan istilah baru dalam kasus kerajaan Ferdy Sambo yang disebut dengan istilah kakak asuh.
Bahkan Profesor Muradi pun menyebutkan bahwa pihak Polri dan timsus ini mengetahui siapa saja orang yang terlibat dalam istilah kakak asuh tersebut."Saya menyebutnya lebih elegan dengan nama kakak asuh ya. Karena kakak asuh itu ada beberapa nama, ada yang sudah pensiun, dan sekarang ada beberapa yang masih aktif yang memegang posisi strategis.
Saya kira pimpinan Polri dan timsus itu sudah tahu siapa orang-orangnya," jelasnya.
Dalam hal ini Profesor Muradi menegaskan bahwa masalahnya ada dua.
Pertama apakah memang hanya mau berhenti di kasus Brigadir J atau ingin membuka semuanya.
Wartawan senior Hersubeno Arief melalui kanal Youtubenya Hersubeno Point pun turut serta membongkar sosok-sosok di atas Ferdy Sambo yang lebih berkuasa.
Hersubeno Arief pun memaparkan bahwa di atas Ferdy Sambo masih ada yang lebih lagi berkuasa.
Hal tersebut dikatakan Hersubeno Arief berdasarkan pernyataan penasihat dari Kapolri, Prof. Muradi.Disebut-sebut bahwa di atas Ferdy Sambo ternyata masih ada yang lebih berkuasa, ia dijuluki sebagai kakak asuh.
"Ada orang kuat di belakang Ferdy Sambo ternyata terbukti. Bukan Kapolri seperti yang diperkirakan selama ini," jelas Hersubeno dikutip pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Meski tidak menyebut namanya, Muradi mengatakan bahwa kakak asuh tersebut memang ada di dalam institusi Polri dan ada juga yang sudah di luar institusi Polri.Dikatakan pula bahwa Ferdy Sambo bukan merupakan salah satu kepala atau pimpinan dari salah satu faksi atau bahkan geng di Polri.
Muradi menjelaskan bahwa masyarakat perlu melihat ke belakang bagaimana Ferdy Sambo mendapatkan pangkat bintang satu pertama kalinya.
Atau berpangkat Brigjen pada 2009 di masa Kapolri Idham aziz.
"Ferdy dipromosikan menjadi Direktur Tindak Pidana Bareskrim Polri 2019.
Setahun kemudian kembali dipromosikan menjadi Kadiv Propam Polri berpangkat Irjen," kata Hersubeno Arief.
"Dari situ kita lihat ada yang lebih senior dari Ferdy Sambo dan menjadi kakak asuh," tambah Hersubeno Arief.
Ferdy Sambo ialah satu dari beberapa pejabat Polri yang saat ini diarahkan oleh kakak asuh dari salah satu faksi atau geng di tubuh Polri.
Sehingga Hersubeno pun menilai apabila Timsus bisa membuktikan keterlibatan kakak asuh.Maka penyelidikan terhadap Ferdy Sambo akan semakin mudah.
Pasalnya sampai saat ini masih terasa tarik-menarik dalam penyelidikan kasus Ferdy Sambo.
Hal tersebut pun terlihat pada adanya grafik 'pembalasan' dari grafik 'Kaisar Sambo' serta Konsorsium 303 yang sebelumnya tersebar.
Kini tersebar pula grafik 303 versi lawan dari faksi Sambo yang diketuai oleh Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Yaitu yang kini masuk dalam timsus penyelidikan kasus Ferdy Sambo.
Beredarnya grafik itu hingga disinyalir sebagai 'balasan' dari geng yang masih mendukung Ferdy Sambo.
Disamping itu Timsus Polri kini juga juga telah menetapkan Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati menjadi tersangka baru pada 19 Agustus 2022 lalu.
Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo memang tak luput menjadi sorotan publik sejak kasus tewasnya Brigadir J mencuat.
Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto mengatakan, penetapan Putri sebagai tersangka usai penyidik melakukan pemeriksaan mendalam."Penyidik sudah melakukan pemeriksaan mendalam dengan scientific crime investigation, berdasarkan alat bukti yang ada, gelar perkara,
Polri telah menetapkan Saudari PC sebagai tersangka," tutur Agung saat konferensi pers di Mabes Polri.
Sebagaimana diketahui mulanya kasus ini Brigadir J disebut tewas usai melakukan dugaan pelecehan seksual kepada Putri dan terjadi baku ditembak dengan Bharada E.
Namun belakangan fakta pun terungkap bahwa kronologi kasus itu hanyalah rekayasa yang dibuat oleh Irjen Ferdy Sambo.
Selain Putri Candrawathi, Polri sebelumnya juga sudah menetapkan tersangka lain.
Diantaranya Irjen Ferdy Sambo, kemudian Bharada Richard Eliezer (Bharada E), lalu Bripka Ricky Rizal, dan Kuwat Maruf.
Atas perbuatannya para tersangka itu pun dijerat dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 56 KUHP.***